Saya jujur dari sekarang aja bahwa mungkin saya gak bisa jadi Blogger ideal.
Pasti akan ada saat-saat dimana saya lupa up date berhubung proses produksi akan
lebih sibuk , tapi saya harap saya tetap bisa memberi informasi sebanyak mungkin
mengenai proses shooting film baru kita ini "Serbuan Maut" (aka The Raid).
|
Yayan Ruhian (kiri) dan Iko Uwais (kanan) latihan di kantor. |
Ide "Serbuan Maut" datang setelah menghabiskan waktu selama satu tahun berbarengan dengan waktu itu kita lagi mencoba untuk memproduksi "Berandal". Berandal film penjara dan gangster yang pada awalnya dimaksudkan untuk menjadi film follow-up Iko setelah Merantau.
Tetapi semakin budget dan skala produksi Berandal mengembang, skala budget film di Indonesia makin mengecil. Dan setelah pemikiran yang matang kita merasa dari pada bikin filmnya setengah-setengah dan gak bisa lakukan adegan-adegan yang asik sepert apa yang kita harapkan dari awal, akhirnya kita memutuskan untuk tidak memproduksi Berandal, tapi untuk mengubah fokus dan menceritakan cerita yang berbeda, dimana kita bisa membuatnya tanpa mengorbankan kualitas dan menjaga keyakinan sang investor.
Bagi siapa yang belum tahu, inil sinopsis untuk film Serbuan Maut:
Sekelompok tim SWAT tiba di sebuah blok apartemen yang tidak terurus dengan misi
menangkap pemiliknya – seorang raja bandar narkotik bernama TAMA. Blok ini tidak
pernah digerebek atau pun tersentuh oleh Polisi sebelumnya. Sebagai tempat yang
tidak dijangkau oleh pihak berwajib, gedung tersebut menjadi tempat berlindung
para pembunuh, anggota geng, pemerkosa, dan pencuri yang mencari tempat
tinggal aman.
Mulai bertindak di pagi buta, kelompok SWAT diam-diam merambah ke dalam
gedung dan mengendalikan setiap lantai yang mereka naiki dengan mantap. Tetapi
ketika mereka terlihat oleh pengintai TAMA, penyerangan mereka terbongkar. Dari
penthouse suite-nya, TAMA menginstruksikan untuk mengunci gedung apartemen
dengan memadamkan lampu dan menutup semua jalan keluar.
Terjebak di lantai 6 tanpa komunikasi dan diserang oleh penghuni apartemen yang
diperintahkan oleh TAMA, tim SWAT harus berjuang melewati setiap lantai dan
setiap ruangan untuk menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup.
Inspirasi
Dari saya masih kecil, saya terobsesi dengan film Chow Yun Fat judulnya "Peace Hotel" (Disutradarai oleh Wai Ka Fai). Saya tidak bisa mendapatkan film ini di Inggris dan saya hanya punya gambar poster di bawah ini dan sinopsis filmnya.
|
Peace Hotel (1995) | |
Saya suka sekali dengan konsep sebuah bangunan terpencil yang menjadi tempat perlindungan bagi penjahat, tetapi ketika saya akhirnya bisa nonton filmnya lebih dari 15 tahun kemudian bayangan film yang saya perbayangkan sama sekali tidak sama dengan versi film asli yang saya tonton.
Saya telah membayangkan style filmnya agak “noir” dan agak gelap dengan adegan aksi yang terjadi di ruangan sempit / kecil dimana rasa takut dan bayangan para lawan menghantui mereka-mereka yang di incer. Saya juga membayangkan film ini akan memperlihatkan banyak adegan action tapi rupanya di filmnya malah lebih ada adegan-adegan yang agak romantic comedy.
Tetapi konsep utamanya nempel di kepala saya.
Setelah menghabiskan banyak waktu duduk-duduk menunggu berhenti hujan pada waktu shooting "Merantau" saya berfikir bahwa film ke-2 nanti sebaiknya lebih banyak di atur di ruangan/ interior dan sepertinya sekitar 95% dari pemikiran saya saat itu akan benar.
Saya mulai menonton banyak film untuk mendapatka inspirasi , dari yang klasik seperti Assault on Precinct 13 dan Die Hard untuk riset struktur cerita, bagaimana mengembangkan adegan aksi dengan tidak memaksa.
Apa yang saya selalu ingin lakukan adalah menemukan cara untuk menggabungkan beberapa genre film yang berbeda dan dapat memberi kesan yang lebih besar untuk film-film laga aksi, jadi bukan hanya actionnya yang berkenan.
Saya tahu inilah yang para fans /penggemar dari genre-genre film action (termasuk saya) ingin lihat, apabila hanya adegan action yang di tunggu-tunggu dan adegan lain dari sebuah film tidak di nikmati maka saya rasa ini hal yang kurang menarik.
Di Serbuan Maut, kita berencana untuk mengeksplorasi gaya cinematography yang berbeda dan atmosfer film pun pelan-pelan berubah untuk memungkinkan perubahan “tone” dan “genre”.
Konsep utama dari tim swat terjebak di dalam gedung dengan penyerang yang mengelilingi mereka membuka banyak pilihan untuk kita tidak hanya untuk mengeksplorasi koreografi aksi namun untuk memberikan kesan tegang dan seram seperti horor.
Shooting di rencakan mulai pertengahan Maret di mana saya akan posting foto dan cerita tentang pengalaman kita shooting film. Sebelum itu kita harus menyelesaikan proses pre-production yang agak membosankan karena kita semua udah gak sabar untuk mulai shooting.
Nanti kalau kita ada pengumuman tentang para pemeran atau informasi lain yang
menarik akan saya post disini. Director of Photographer (DoP) kita Matt Flannery
akan post pengalaman dia untuk penggunaan camera Panasonic AG-AF100 dan hal-
hal lain seperti rigging yang di buat khusus untuk film ini.
Anda dapat menemukan blog-nya di: http://matt-flannery.blogspot.com